Minggu, 25 Mei 2008

Baby Sister q montok


Aku adalah seorang kepala keluarga yang boleh di bilang bahagia, karena aku mempunyai seorang anak yang lucu dan seorang isteri yang setia, seksi dan cantik, lengkap sudah kehidupanku karena aku ditunjang oleh pekerjaan yang cukup mapan.
Anakku masih kecil kurang lebih berusia 3 tahun, istriku juga seorang pekerja yang ulet namun tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai isteri, dalam mengasuh anak, memasak dan tentu memanjakan saya, suaminya. Isteriku dibantu oleh 1 orang perawat (baby sitter) dan 1 orang pembantu wanita, keduanya masih muda, si baby sitter berusia 24 tahun dan bernama Nani seorang janda ditinggal mati kecelakaan. Tingginya sekitar 160 cm, badannya berkulit putih bersih dan agak seksi, kalau menggunakan rok suster agak ketat dan berwajah manis, sedangkan si pembantu berusia sekitar 20 tahun bernama Srimiatun, dengan panggilan Sri, dia masih gadis, tingginya kurang lebih 150 cm berkulit agak gelap wajahnya, yah.. biasa saja seperti orang desa kebanyakan.Cerita ini berawal dari ketika isteriku ditugaskan oleh kantornya ke Belanda untuk mengikuti suatu pendidikan management (karena kantor pusat isteriku ada di sana) selama kurang lebih 2 pekan. Awalnya isteriku agak keberatan karena harus meninggalkan si kecil selama itu, namun setelah dukunganku akhirnya dia rela meninggalkan anakku, dan juga dia merasa yakin karena Nani menguasai penuh keinginan anakku.Hari pertama setelah kepergian isteriku, aku pulang lebih awal karena aku harus menggantikan isteriku untuk mengawasi si kecil. Pada saat aku sampai di rumah, langsung aku menuju kamar anakku, kutengok dia ternyata sedang tidur berpelukan dengan Nani, karena aku selalu gemes dengan anakku, aku langsung mencium anakku. Pada saat aku mencium anakku, tanganku secara tidak sengaja menyenggol badan Nani, sehingga dia bangun."Oh.. Bapak, maaf Pak tadi saya bobo sama Donny karena dia minta dikeloni.." saat itu wajahku sangat dekat dengan Nani, kuperhatikan bibirnya yang basah dan hembusan nafasnya sangat terasa.Pada saat itu bangkit naluri kelaki-lakianku, "Nan.. kamu cantik! " itu ucapanku yang terlontar begitu saja."Ah.. Bapak bisa aja.."Tanpa dikomando, aku langsung merengkuh bahunya dan langsung kuhisap bibirnya dengan ganas."Mmmph.. Pak.. ntar Donny bangun..""Ayo kita pindah aja ke kamarku.." langsung kutarik tangannya."Pak jangan gandeng begini, ada Sri lho!" dia mengingatkanku."Iya deh aku tunggu ya di kamar.."Aku langsung ke kamar, masuk ke kamar mandi, cuci-cuci seadanya, buka baju dan celana serta melilitkan handuk.Tidak lama kemudian Nani mengetok dan membuka pintu."Sini, dekat saya sini.." kupeluk Nani. Nani membalas pelukanku, aku sangat tidak sabar, kucium, kulumat bibirnya yang basah, "Pak.. udah lama.. Pak nggak ciuman.." suaranya gemetar menahan gejolak."Nan.. buka bajumu, aku pingin tidur sama kamu.." pintaku."Nani juga mau kok Pak.."Tubuhnya begitu indah, dadanya yang kencang tidak terlalu besar, pantatnya ranum bulat, kulitnya bersinar berkeringat menahan nafsu, kemaluannya bersih dengan bulu lembut namun jarang. Aku tidak tahan, kurebahkan dia di tepian ranjangku, kujangkau pahanya, dan aku berlutut di depan kemaluannya, langsung kujulurkan lidahku, "Oooh.. agh.." erangannya membuatku semakin gila menghisap klitorisnya. "Achh.. Pak.. terus Pak.. ahh.." dia mulai berteriak kecil, tangannya meraih kepalaku dan ditekannya terus ke lubang kenikmatannya. Pada saat itu juga dia berteriak sambil melingkarkan pahanya di pundakku, "Achh.. achh.. achh.." lidahku terus menjilat dan menusuk, walau air asin mengalir ke dalam tenggorokanku.Saat yang tepat sekarang adalah mengeluarkan batang kemaluanku dari mulutnya. Aku mulai naik ke ranjang berusaha untuk menghadapkan kemaluanku ke bibirnya lalu kuoleskan ujung kemaluanku pada bibirnya yang basah. Pada saat itu pula Nani langsung meraih batang kemaluanku dan memasukkannya ke mulutnya. Oh, hangat sekali mulutnya, dia mulai mengulum kepala kemaluanku, dengan penuh semangat kuraih kepalanya untuk terus mengulum naik turun.Sekitar 10 menit aku dikulum dengan berbagai gaya, saat aku akan mencapai klimaks, kulepas penisku dari mulutnya, dan kuarahkan pada vaginanya, "Achh.. Pak, besar sekali Pak.. sakit.." aku tidak perduli, kuakui memang walau dia janda namun vaginanya sempit, kupaksa terus dan, "Bless.." aku berhasil masuk, dengan kondisi sudah agak basah, agak mudah jadinya mengayun keluar masuk penisku.Lima menit kami bersenggama secara konvensional, saat aku akan orgasme, dia berteriak lebih dahulu."Pak.. achh.. achh.. ouhgghh.. uff.."Mulai terdengar kecipak ayunan penisku, selang 5 detik, aku semprotkan maniku ke dalam tubuhnya, "Ahh.. oohh..""Pak.. enak sekali Pak.." suaranya masih bergetar, langsung kupeluk dan kucium dahinya."Sudah, kamu keluar sana nanti Donny bangun kamu nggak tau," langsung dia masuk kamar mandi dan keluar dengan menggunakan bajunya."Makasih.. Pak.."Pada keesokan harinya, aku sengaja tidak masuk kerja untuk mencari kesempatan lagi, namun baru ingat ternyata Donny harus pergi ke Play Group tentu bersama Nani. Ketika aku keluar kamar, Nani sudah siap pergi bersama Donny. Yach, tinggal aku dengan perasaan menyesal tidak pergi ke kantor.Selesai mandi aku ke meja makan, Sri mengantar kopi manisku, dengan tersenyum dia berkata, "Pak, ini kopi manisnya. Maaf Pak.. celana dalam Bapak kemarin terbawa mungkin sama Mbak Nani ke kamar.. tadi pagi saya bersihkan kamar nemu ini Pak." sambil dia menunjukkan celana dalamku yangkugantung di kamar mandi kemarin.Wajahku merah, "Kok bisa sampe sana?" tanyaku."Kan kemarin siang Mbak Nani di kamar Bapak agak lama, mungkin waktu itu..""Sudah.. sudah.." potongku."Kamu ngintip ya..?" tanyaku menuduh."Maaf Pak, kemarin pintunya nggak dikunci, saya liat pas Bapak di atas Mbak Nani, saya liatnya juga karena Mbak Nani teriak, saya pikir Mbak Nani kenapa gitu.." seperti petir di siang bolong jawabannya menyesakkanku."Ya udah kalo kamu udah liat.. apa kamu pingin digituin kayak Nani?" tanyaku kesal."Bapak mau sama saya? Saya kan jelek Pak!""Nggak.. kamu nggak jelek, sekarang bersihin dulu kamar, terus kamu tiduran di kamar saya ntar saya susul, saya mau minum kopi dulu, jangan lupa buka baju ya."Setelah minum kopi aku beranjak menuju kamar, kulihat dia bersandar di tempat tidur bertelanjang badan, kulitnya bersih walau gelap, dadanya tidak seindah milik Nani, namun bulu kemaluannya lebat sekali, dan yang jelas sangat merangsang."Kenapa kamu pingin juga?" tanyaku memancing."E.. anu Pak.. ee.. Mbak Nani sering cerita kalo orang udah kimpoi itu enaknya waktu tidur bareng, waktu barangnya suami kita masuk ke lobang kita.. wah Pak, Mbak Nani sering cerita yang gitu-gitu, saya jadi pengen, tapi kan saya belon kimpoi.. jadi ya cuman denger aja, pas kemaren saya lihat Bapak, kan Bapak bukan suami Mbak Nani, tapi bisa dimasukin juga, lha saya kan juga pengen Pak..""Ya udah.. sini emut nih barang Bapak." sambil kusodorkan penisku yang sudah mengembang keras."Ohh.. enek juga kamu.." mulutnya monyong ketika penisku kutarik, lalu kumasukkan lagi. Sengaja aku tidak mau melumat kemaluannya karena terus terang aku tidak begitu suka rambut tebal.Jariku mulai memainkan klitorisnya, lalu kuhisap puting susunya, benar-benar gadis, dadanya padat, keras, mancung, baru sebentar kumainkan klitorisnya dan kuhisap susunya dia menggelinjang. "Achh.. Pak enak banget.." dijepitnya tanganku dengan menyilangkan kedua belah pahanya. Penisku sudah licin dengan ludahnya, aku tidak sabar lalu kusodokkan penisku ke dalam vaginanya yang juga sudah dibasahi air klimaksnya. Pelan-pelan kusodok, dia berteriak kecil, sempit sekali, lalu kedua pahanya kuangkat dengan tanganku hingga berada di atas pundakku, mulailagi kusodok, dia menangis kesakitan. Sambil menggigit bibir aku mulai mengayun berputar di permukaan agar lubrikasinya bertambah banyak. Lalu dengan hentakan tiba-tiba kudorong ke depan dan, "Achh.. ampun Pak.." teriakan tadi sempat mengejutkanku namun penisku sudah tertanam dengan hangat di dalam vaginanya. Kubiarkan penisku diam tertanam, aku mulai nafsu tinggi dengan pembantuku yang satu ini, dengan penuh rangsangan aku mulai mencium dan melumat bibirnya, lehernya, dadanya, kuhisap dan kujilat seluruh wajahnya. Terus terang dengan suara rintihan tadi aku bernafsu sekali dengannya, tidak terasa penisku mulai ada sambutan dari vaginanya, ototnya mulai menjepit penisku, aku yakin dia pun sudah tidak merasakan nyeri, mulai aku mengayun naik turun, ternyata Sri sangat basah vaginanya, karena aku merasakan licin di sekitar penisku.Tiba-tiba.. "Pak.. enaak.. Pak.. Pak.. achh.. uhh.. Pak.. terus.. achh.." dia orgasme dengan cairan yang hangat membasahi lagi penisku. Aku pun tidak kuat menahan gejolak spermaku. Kutumpahkan semua dalam vaginanya. "Sri.. oh.. oh.. ach.. Sri.." kusemprotkan berulang-ulang. Aku merasa puas meskipun aku lebih puas dengan Nani, tapi aku lega bisa diberikan pelayanan yang sempurna oleh Sri, pembantuku.Nani dan Sri selalu bergantian melayaniku selama istriku pergi, aku selalu menggauli Nani saat malam hari ketika sedang menidurkan Donny, dan Sri selalu melayaniku setiap pagi di kamar pada saat aku minta diantarkan baju kantor yang telah disetrika. Keduanya mempunyai ciri khas yang hampir sama, pada saat orgasme mereka selalu menutupi wajahnya dengan bantal, takut teriakannya terdengar.Setelah istriku pulang, aku selalu berharap agar dapat dilayani Sri dan Nani pada saat aku pulang siang dari kantor.Tamat

mbok Penjual jamu


Tidak tahu mengapa hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya, padahal ini hari minggu. Istriku sudah dua hari pulang menengok orang tuanya yang sedang sakit dikampung, sedangkan pembantuku juga dari hari sabtu cuti, karena setiap akhir minggu ia pulang ke Bekasi mengunjungi keluarganya, praktis hanya tinggal aku sendiri dirumah. Aku dan isteri belum dikaruniai anak walaupun sudah dua tahun kami menikah.
Aku berjalan keluar rumah, baru jam 6.30, wah sayang sekali aku bangun terlalu pagi, padahal sepanjang minggu aku memimpikan hari minggu supaya bisa tidur siang. Akhirnya aku duduk diteras depan rumah dan membaca koran. Lagi asyik baca koran aku mendengar bunyi bel, aku bangun untuk melihat siapa yang memencet bel pagi2 begini.Aku membuka pintu gerbang dan didepanku berdiri seorang wanita berusia kurang lebih 28 tahun dengan rambut digelung asal2an tersenyum padaku. Wajah wanita itu cukup manis dengan pipi berisi dan kemerahan, kulit wajahnya halus sekali dan ia memakai sarung serta menggendong bakul jamu, selendang yang mengikat bakul jamunya melintang didadanya dengan ketat sehingga menojolkan payudaranya yang kulihat sungguh amat indah dan menantang, mungkin ukurannya 36, pokoknya aku sungguh terangsang sekali dengan kemontokan tubuh wanita itu, aku melihat ada sedikit keringat didahinya, make up yang dipakainya tipis sehingga yang terlihat adalah wajah alami yang terpelihara."Ibu ada pak?" Tanya wanita itu. Cepat2 aku tersenyum semanis mungkin."Wah sedang pulang kampung tuh, mbak" Jawabku sambil tersenyum. Tukang jamu itu kelihatan kecewa."Memangnya istri saya suka minum jamu?" Tanyaku."Iya...dua hari sekali saya disuruh kesini sama ibu" Katanya."Wah sayang sekali....tapi bagaimana kalau saya juga minum, mbak?" Aku sebenarnya tidak pernah minum jamu dan aku tak tahu jamu apa yang cocok buat laki2. Mbak itu tersenyum senang dan segera hendak menurunkan bakulnya, tapi aku buru2 menahannya."Masuk saja mbak....jangan disini, didalam saja ya" Kataku, hatiku mengatakan tindakanku mengarahkan aku kesesuatu. Wanita itu berjalan masuk mengikutiku. Sampai diteras ia lagi2 mau menurunkan bakulnya, tapi aku lagi2 menyuruhnya masuk kedalam ruang tamu. Ketika ia berjalan masuk tadi kuperhatikan terus bokongnya yang bergoyang2 terbungkus kain sarung ketat, aku sampai menelan ludah, bokongnya sunggu indah dan besar, tubuhnya betul2 sexy...."Saya nggak mau ada orang yang lihat saya minum jamu lho" Kataku ketika kulihat ia agak ragu masuk kedalam rumahku. Ia terkikik lalu berjalan masuk mengikutiku dan ia segera menurunkan bakul jamunya, aku memperhatikan setiap gerakannya, oh....sungguh aku merasa terangsang sekali."Memangnya jamu apa yang untuk laki2, mbak?" Tanyaku. Mataku tidak lepas dari belahan buah dadanya yang sesekali terkuak dan menampilkan bh warna hitam. Kemaluanku mulai mengeras."Maunya untuk apa pak?""Biasanya jamu apa yang diminum laki?" Tanyaku lagi."Macam2 pak...biasanya sih jamu kuat" Jawabnya, kulihat ia mengeluarkan sapu tangan lalu mengeringkan keringat diwajahnya. Sungguh manis wajahnya."Kuat buat apa sih?" Tanyaku pura2. Ia melirik agak genit, mulutnya cemberut."Ah pura2 aja bapak ini""Lho sungguh....aku kan nggak pernah ngejamu, mbak""Ah bisa aja..." Jawabnya, matanya kembali melirik, aku amkin horny."Ya terserah mbak aja deh...aku taunya minum" Kataku. Ia lalu menuangkan entah apa aku tak tahu, dicampur2."Mbak...biasanya kalau minum jamu minumnya untuk apa?" Tanyaku sambil menerima gelas yang telah berisi jamu."Ada deh...." Eiit....mulai menunjukkan hasil nih, pikirku. Kayaknya tambah genit nih si mbak."Kasih tahu doong..." Rengekku. Ia mengerling genit lagi sambil memonyongkan mulutnya."Yaa...tanya ibu saja ah" Jawabnya. Aku merasakan pahit dilidahku dan aku makin memperlambat minumku, aku nggak tahan, mau muntah rasanya."Saya mau tahunya dari mbak kok....""Yaaa...kalau perempuan ya minum jamu supaya seger, awet muda dan macem2 deh""Memangnya jamu sari rapet buat apa mbak?" Manteraku mulai keluar. Ia mendesis sambil melotot."Hussh...kok tanya aku? Tanya ibu lho...""Kan pulang kampung.....aku bingung, apanya yang rapet kalo minum jamu sari rapet...nanya boleh kan?" Kataku makin berani."Ya itunya yang jadi sempit, bukan rapet lho...." Jawabnya perlahan sekali, ia menunduk, kulihat sedikit rona merah dipipinya."Apanya yang sempit mbak?" Kelihatannya ia mulai kesal."Itunya lho...tempiknya, ah sudah ah....genit amat sich" Semburnya sambil mengerling marah. Aku tersenyum lagi."Tempik itu apa sih?" Godaku lagi."Nggak tahu ah...sudah belum? kok lama banget minum jamu aja?""Habis pahit....mbak belum jawab pertanyaan saya""Tempik itu.....memek lho, masak nggak tahu sih...dasar genit bapak ini" Eh tangannya mencubit pahaku. Aku pura2 kesakitan, tanganku kuulurkan untuk membalas, ia menjerit kecil sambil cekikikan menghindari tanganku."Lho aku kan mau membalas, cuma nanya kok pahaku dicubit?""Habis ceriwis sih""Mbak minum sari rapet juga dong?" Tanyaku."Nggak tahu ah""Kalau begitu gelas ini nggak akan habis2 isinya""Iya, iya...aku juga minum....setiap perempuan minum kok""Memangnya mbak sudah punya suami?""Ya sudah dong...tapi ada dikampung""Lho sama dong...isteriku ada dikampung juga" Ia diam saja."Jadi tinggal kita berdua nih...." Sambungku."Tapi aku nggak percaya, dengan minum sari rapet terus tempik....eh memek bisa rapet" Ia tersipu2."Eee...sungguh lho...sudah terbukti dari dulu kok" Jawabnya."Bohong...""Sungguh...""Kalo gitu boleh dong aku minta bukti""Bukti apaan?" Ia kelihatan agak bingung."Bukti....bahwa memek mbak sempit" Aku nekat berkata. Kemaluanku sudah keras sejak tadi. Jantungku juga berdebar2 menahan gejolak nafsu."Idiih amit2!!" Desisnya lalu ia bangun melemaskan kakinya yang dari tadi jongkok."Mbak....""Yaaa....""Aku naksir nih....boleh nggak aku minta cium" Aku berbisik pelan. Ia melotot, mulutnya cemberut."Iih....udah ah...genit amat sih" Ia jongkok lagi membereskan barang2nya. Kudekatkan wajahku kewajahnya. Ia mengangkat wajahnya dan memandangku dengan pandangan melotot, tapi bibirnya setengah terbuka, seolah2 menantang keberanianku dan kami sangat dekat sehingga aku bisa mencium bau tubuhnya yang terus terang saja membuat nafsuku makin melonjak. Tanpa pikir panjang kusambar mulutnya, kupeluk sehingga ia jatuh tertindihku dilantai ruang tamu. Mulutku melumat bibirnya dengan liar, ia meronta, tapi sepertinya rontaan setengah hati. Tanganku meremas buah dadanya, betul juga dugaanku, buah dadanya betul2 kencang dan mantap sekali, kenyal dan besar, wah aku benar2 terangsang."Aduh....genit bapak ini....auuu....nggak mau...aduh, aku nggak bisa napas" Ia mendesah2 ditindihku."Paak....aduh malu ah...jangan disini....nanti dilihat orang....aku malu ah...." Kulumat lagi mulutnya yang hangat, kali ini ia membalas dengan lumatan yang liar juga. Lidah kami saling membelit lidahnya terasa sungguh nikmat, hangat dan begitu liar didalam mulutku, sungguh aku tak pernah menduga perempuan desa sepertinya bisa berciuman begitu panas. Aku tak mau kalah, kujepit lidahnya lalu kuhisap2 dengan penuh nafsu, lalu lidahku bermain dalam mulutnya, kujelajahi seluruh rongga mulutnya dan napas kami sama2 memburu kencang, napasnya terasa panasenyembur dan aku juga menyukai bau napasnya yang lembut, mungkin memang semua tukang jamu tahu bagaimana merawat diri dan kesehatannya, pokoknya kami benar2 tenggelam dalam gelora nafsu, tanganku menggerayangi seluruh lekuk tubuhnya dan baju hijau yang dipakainya sudah tak keruan terbuka, tanganku berusaha menyingkapnya dan kuremas buah dadanya serta kucoba menariknya keluar dari bh yang begitu kencang membungkus buah kembar itu. Ia mendesah2 tangannya seperti hendak menyingkirkan tanganku namun usahanya tidak dengan sepenuh hati, sebelah tangannya meremas2 rambutku, mengacak2nya dengan gemas, air liur kami begitu lama saling bertukar, oh tidak pernah aku merasakan sensasi seperti ini.Akhirnya aku berhasil menarik keluar sebelah buah dadanya dari balik bh yang dikenakan mbak itu. Ia menggumam dalam mulutku. Kuremas payudara kenyal itu, kuraba puting susunya yang rasanya cukup besar, aku mencoba memandang tapi mbak itu begitu erat mendekap kepalaku sehingga mulut kami tidak bisa terlepas, ia menciumku begitu liar dan penuh nafsu, napasnya seperti lokomotif.Aku memaksa menciumi lehernya yang berkeringat, kujilati keringatnya dan terasa asin, aku tak perduli, kuangkat kedua tangannya lalu kucium2 ketiaknya yang basah oleh keringat juga. Baunya sungguh sedap dan ia mengerang keenakan waktu kugigit2 ketiaknya dengan lembut. Sekarang aku bisa melihat buah dadanya yang berkulit kuning dan menyembul sebelah, pemandangan ini membuatku makin bernafsu, puting susunya berwarna merah tua dan besar, kupencet2 pelan, ia merintih2, kepalanya terangkat keatas dan suaranya membuatku makin terangsang."Pak...aaahhh.....ada susunya pak....pencet kerasan lagi...ooohhhh" Ia mendesah. Kupencet lebih keras, benar saja ada cairan kental keputihan perlahan muncul dari puting susunya, lalu ketika keperkeras pencetanku maka cairan itu menyembur pelan dan membasahi tanganku. Segera kucelucupi dan kujilat puting susunya, mbak yang belakangan kutahu bernama Warsih itu membantuku meremas buah dadanya, dan kulihat ia pandai sekali mengeluarkan susunya agar aku dapat menikmati cairan itu, tangannya mengurut payudaranya dengan keras dan memencetnya sehingga cairan itu menyembur keras masuk dalam mulutku, tidak ada rasa atupun bau, kusedot2 putingnya seperti bayi."Uughhh....jangan terlalu keras pak, sakit.....uuughhhh" Aku memelankan kegemasanku menyedot. Tanganku sibuk melepaskan kancing2 baju yang tersisa dan menariknya sehingga Warsih hanya memakai kutang dan sarung saja. Bh hitamnya terangkat sebelah keatas dan kontolku sampai sakit karena kerasnya ketika melihat pemandangan didepanku. Tubuh Warsih sungguh mulus, kuning langsat walaupun baru bagian atasnya saja yang kulihat."Paaakkk......enak...duh....pak...jangan disini...malu pak....aakkhhh" Ia merengek, suaranya serak."Dikamarku saja..." Bisikku. Kuajak ia masuk dalam kamarku, sebelumnya kukunci pintu depan. Sampai dalam kamar kami bergumul diatas ranjangku. Tubuhnya betul2 padat dan kenyal. Kulepaskan bhnya sehingga ia sekarang hanya memakai sarung saja, aku terbengong melihat buah dadanya yang begitu sempurna dan besar, puting susunya sungguh kontras dengan warna kulitnya. Kubuka seluruh pakaianku sampai telanjang bulat dan ia menjerit kecil melihat kontolku yang berdiri dengan tegak penuh urat menonjol, tangannya menutupi mulutnya."Auu...serem!" Jeritnya. Kudekati ia dan ia beringsut mundur menggodaku. Aku menerkam dengan kekuatan penuh, kembali ia menjerit sambil memelukku, kami bergumul lagi, kali ini ia menciumi dadaku dengan penuh nafsu."Kontolnya kok kecil sih pak" Bisiknya. Sialan..."Jangan lihat kecilnya mbak...rasakan tusukannya nanti" Bisikku juga."Idiihh....takuut" Ia merengek lagi. Kukemot payudaranya lagi, lalu kujilat dan kugigit2 ketiaknya yang ditumbubi bulu lebat, oohh sungguh merangsang sekali baunya. Warsih menjerit2 kecil kegelian, tapi ia menikmatinya.Tiba2 aku mundur lalu dengan cepat aku menyusup kedalam sarung yang masih dikenakannya, ia menjerit tertahan sambil berusaha mendorong kepalaku keluar dari dalam selangkangannya. Tapi aku tidak perduli, kukecupi pahanya yang kurasakan halus sekali. Kuhisap2 kecil, ia terlonjak2 kegelian sambil mengerang2 manja."Jangaan pak....bau....jijik ih...nggak mau aku...ooohhh" Dorongan tangannya berubah remasan, kepalaku sudah mencapai puncak pahanya, aku merasakan kehangatan kepalaku didalam sarungnya dan tercium bau memek yang membuat kontolku kembali sakit saking tegangnya. Kuciumi celana dalamnya yang lembab dan agak lengket, kujilati lalu kuhisap2 memeknya yang tertutup celana dalam hitam, aku bisa merasakan bulu memeknya yang keluar dari balik lipatan celana dalam, kujilati semuanya lalu kuporoti celana itu, tiba2 sarungnya menjadi kendur, ternyata Warsih membuka ikatan setangennya sehingga sekarang ia bisa melihat kegiatanku didalam sarungnya. Ia menurunkan sarungnya, aku menariknya sampai terlepas. Kini aku terpaku sesaat melihat memeknya yang hitam tertutup bulu2 lebat yang ikal. Kulihat ada cairan bening menempel dibulu2 itu, mata Warsih lekat memandangku, aku tak tahan lagi dengan bau yang begitu merangsang. Kubenamkan wajahku dilembahnya, kucium dengan penuh perasaan bau memeknya, oohhh....sungguh enak sekali. Dengan jari2ku kusibakkan bulu memeknya dan kukuak bibir kemaluannya yang berwarna merah tua, ia mengerang2, tangannya mencengkram sprei dan menarik2nya. Aku bisa melihat bagian dalam memeknya yang banjir oleh cairan keputihan, menempel pada dinding dan bibir memeknya, aku tak tahan lagi, kuserbu memeknya dengan lidahku, kujelajahi dan kusapu seluruh cairan itu, terasa asin, nikmatnya sungguh gila."Aaaaa.......enaaaakkkk......mmmhhhh....sssshh hhh" Pinggulnya terangkat naik menekan mulutku dan aku makin lahap menjilati dan mengemut itinya. Ia mengerang2 sebelum akhirnya mengangkat pinggulnya dan tangannya menekan kepalaku, dan aku terbenam dalam memeknya. Hidungku menekan itilnya dengan keras dan kurasakan ia menggosok2kannya dihidungku, mulutku masuk dalam liang memeknya, lidahku kuputar dan kutusuk dalam liang itu, ia menjerit agak keras seperti rintihan panjang."Oooohhhhhh........aku..aku....keluaaarrr paaakk.....uuuuuhhhhhh" Kurasakan hentakan2 keras menekan wajahku dan kurasakan liang memeknya menghangat dan tercium bau khas yang enak sekali, lidahku menjilati lubang kencingnya yang kecil dan merah, Warsih meronta kecil dan mulutnya tak henti melolong. Tiba2 kurasakan kontolku ditariknya, aku mengikuti irama tarikannya, ternyata sesaat kemudian kontolku terbenam dalam mulutnya yang hangat, aku gemetar tak kuasa membendung nikmatnya kuluman Warsih dikontolku, aku berusaha sekuat tenaga menahan dan membendung supaya jangan sampai keluar begitu cepat. Kualihkan jilatanku perlahan2 kelubang duburnya yang berwarna hitam dan ada lendir yang berasal dari liang memeknya. Kelihatanya ia terkejut sesaat tapi kemudian tiba2 ia berontak dan berguling sehingga aku terbawa dan kusadari aku sudah tergencet dibawah tubuhnya, posisi kami menjadi 69 dan ia menekuk lututnya sedemikian rupa sehingga aku bisa dengan leluasa menjelajahi liang duburnya, ia bergetar hebat dan mengguman dengan kontolku dalam mulutnya."Paakk...terus pak, terus, terushh....jilat terus, masukin lidahnya paaakk...aku paling nggak tahaaann" Ia merintih panjang ketika lidahku kutusuk menerobos liang duburnya. Aku tak perduli dengan perasaan jijik orang lain, karena aku menikmati sekali liang duburnya yang bersih dan tak berbau. Tubuh Warsih kembali terhentak2 dan ia menekan pantatnya sehingga aku sulit bernapas, aku berusaha memuaskannya dengan lidahku terus mengorek2 lubang itu dan ia melolong2 pendek seperti wanita hendak melahirkan. Sampai akhirnya akupun tidak kuat menahan semburan kontolku, aku tak mau kalah, kubalikkan tubuhnya sehingga aku diatas dan ia seperti tahu apa yang akan terjadi karena ia mempercepat sedotannya dan aku memompa mulutnya dengan cepat pula, tangannya mengocok2 pangkal kontolku dengan cepat, aku menjerit sambil memandangnya......cairan air maniku menyembur dalam mulutnya dan kulihat mulutnya mengemot kontolku tiada henti, perutku kejang menahan nikmat yang menyusup seperti gelombang dashyat. Air maniku seperti tidak ada habisnya dan tak setetespun keluar dari dalam mulutnya, ia begitu ahli menikmati kontolku sampai aku merasa denyutan2 nikmat berlangsung begitu lama, aku terduduk lemas diwajahnya, kubiarkan ia menjilati kepala kontolku dan menyedot buah zakarku, perasaanku tidak keruan ketika lidahnya mulai menelusuri lubang duburku juga, geli campur meriang yang kurasakan, tapi aku sangat menikmatinya. Lidahnya menjelajahi lubang duburku dengan liar, kontolku dalam sekejap mulai mengeras dan kulihat ia terkikik kesenangan, tangannya kembali mengocok kontolku dengan lembut.Aku juga tak mau kalah, kujilati lagi sisa2 lendir diliang memeknya, seluruh bulu memeknya sudah basah oleh jilatanku, kulihat memeknya berkilat2 dan cairan memeknya begitu nikmat dan hangat, oohhh aku akan sangat merindukannya.Setelah kontolku mengeras, Warsih segera berjongkok diatasnya dan mengarahkan kontolku keliang memeknya. Lalu ia mengeluh panjang ketika kontolku amblas dalam lubang hangat itu. Ia mulai memompa dan aku mengikuti iramanya, ia manarik tanganku dan menaruhnya dipayudaranya, aku segera meremasnya."Remas yang kuat paak...aduh...enak sekali kontol bapak...uuuhhhh" Ia memompa dengan buah dadanya menggelinjang dalam remasanku. Aku meremas dengan keras dan ia merintih dengan keras pula. Kulihat tanganku berlumuran air susunya yang selalu keluar setiap kuremas. Sungguh mati wanita ini sangat pandai bersetubuh, aku tak tahu dari mana ia memperoleh keahlian seperti itu dan terlintas dalam benakku untuk menjadikannya isteri keduaku, aku merinding membayangkan penghianatan cintaku kepada isteriku....tapi sungguh aku tergila2 dengan Warsih.Kontolku seperti disedot2 dalam memeknya, aku berusaha mati2an agar kami dapat mencapai kenikmatan bersama, setiap berhasil kubendung maka sesaat kemudian kontolku kembali tak kuat menahannya, aku menjadi tersiksa oleh kenikmatan memeknya, ia tersenyum senyum dan sesekali menjulurkan lidahnya menjilati wajahku, lidahnya hangat dan liar, setelah itu kami kembali saling lumat, ulekan memeknya membuatku seperti melayang2."Warsih....aku hampir nggak kuat lagi nih...." Desahku. Ia terkikik...."Barengan yok...uuhh.....ayo pak, pompa memekku....aaahhhh....terus, terus, ssshhhh" Ia mulai merengek dan aku mulai nggak kuat menahan."Aku..aku...aku ngak kuat lagiii!" Aku berteriak. Warsih memonyongkan mulutnya, matanya meredup dan merem melek kenikmatan, tiba2....ia berterriak..."Mati akuuu....." Ia mengulek dan menekan dengan keras sehingga kontolku benar2 seperti diputar dan disedot oleh mesin pembuat nikmat. Ia memelukku dan mulutnya memangut bibirku dan menghisapnya dengan keras, tubuh kami kejang2 dan bergetar hebat, kontolku memuntahkan air mani kembali, dan ia mengulek kontolku sehingga perutku seperti hendak keram oleh kenikmatan yang diberikan memeknya. Kuremas pantatnya dengan keras, napasnya panas memburu diwajahku, lidah kami saling membelit dan kami memangut seperti ular berbisa. Lama sekali sensasi kenikmatan yang kami rasakan, sampai akhirnya ia terkulai dalam pelukanku dengan kontolku masih terhujam dalam memeknya. Kami diam tak berkata2, aku juga lemas, kubiarkan tubuhnya yang hangat dengan buah dadanya yang besar menekan dadaku. Fantasiku melayang2, membayangkan andaikan ia adalah isteriku....."Kamu hebat sekali....betul2 hebat" Bisikku. Warsih terkikik kecil dalam pelukanku."Dari mana kamu belajar?" Tanyaku. Ia tersenyum memandangku, keringatnya jatuh diatas bibirku, kujilat keringat itu."Aku ini orang Madura lho..." Jawabnya."Ah nggak setiap wanita Madura begitu hebat" Jawabku."Tapi aku hebat kan?" Bisiknya. Ia mengecup bibirku dengan lembut."Aku takluk nih...." Bisikku pula. Ia bangun dengan cepat dan berbalik terlentang, dengan sarung ia menutupi memeknya dan berjalan cepat kekamar mandi, aku mengikutinya dan didalam kami mandi sama2, lagi2 kami melakukan persetubuhan sekali lagi atas inisiatifnya, ia nungging dan kutusuk dari belakang seperti anjing sedang berahi, dibawah siraman shower.Akhirnya aku mengajaknya tidur bersama hari itu, aku mengatakan ia tak usah berjualan jamu lagi. Ia akan kukontrakkan rumah dan akan kuberikan uang belanja setiap bulan. Warsih menyetujuinya, tapi ia memilih tinggal di Bandung, aku mengijinkannya. Ia memberiku celana dalam dan bh bekas dipakainya padaku, ia berkata kalau aku rindu padanya maka ciumi saja celana dalamnya dan nikmati baunya. Ooh sungguh perempuan yang tahu memanjakan laki2.....Selama empat tahun aku memelihara Warsih sampai akhirnya kami resmi sebagai suami isteri setelah aku dan isteriku bercerai tanpa anak. Dan itulah saat2 terindah dalam hidupku sampai kini. Celana dalam yang pertama kali diberikannya padaku menjadi benda kenangan kami dan sering kali kami keluarkan dan menikmatinya bersama...ooohh Warsih....

Pembantu


Namaku Jemz, aku sudah berkeluarga dan mempunyai satu orang anak perempuan yang lucu dan manis. Sejak istriku melahirkan, dia tidak tinggal lagi serumah denganku, dia disuruh tinggal di rumah orang tuanya, dengan alasan agar bayinya lebih terawat. Karena orang tuanya menganggapku baru pertama kali mempunyai bayi sehingga kurang pengalaman, tapi sebenarnya bukan hanya itu, sebab anakku adalah cucu pertamanya jadi dia sangat sayang sekali. Tadinya aku pun disuruh pindah ke rumah orang tuanya tapi aku tidak mau karena aku paling risih kalau disuruh tinggal di rumah orang walaupun rumahnya besar tetapi lebih enak tinggal di rumah sendiri walaupun rumahnya agak kecil (type 70), mau ngapain juga terserah dan bebas.
Oleh sebab itu maka sejak istriku melahirkan sampai anakku sekarang berumur 3 tahun, istriku masih sering tinggal di rumah orang tuanya, karena anakku juga sudah terbiasa tinggal di sana jadi kalau diajak pulang ke rumahku suka tidak betah dan minta pulang ke rumah neneknya, soalnya kalau di sana rumahnya selalu ramai ada kakak-kakak iparku yang juga sayang padanya dan selalu dimanjakan sedangkan kalau pulang ke rumahku tidak seramai di sana, di sini dia hanya punya 1 orang teman yaitu pembantuku yang kadang-kadang sibuk mengurusi segala keperluannya, sedangkan aku dan istriku kadang-kadang sibuk mengurusi pekerjaannya masing-masing.Karena seringnya istriku jarang pulang sehingga aku lebih sering tinggal bersama pembantuku, segala keperluanku semuanya sudah diatur oleh pembantuku, mulai dari menyiapkan makan, menyiapkan pakaianku untuk ke kantor dan segala-galanya disiapkan olehnya. Hanya satu yang dia tidak bisa membantu yaitu tentang urusan seks. Memang untuk urusan yang satu itu jika aku lagi kepingin aku menyuruh istriku pulang dan aku melakukannya sampai sama-sama puas, tapi bagaimana kalau istriku tidak bisa pulang atau dia lagi kedatangan "tamu" bulanannya? Itulah yang menjadi kendala bagiku, lagi-lagi aku harus bermasturbasi (beronani) sendiri sambil menonton VCD porno atau membaca buku karangan Enny Errow, sambil mengelus-elus alat vitalku yang kian mengeras, tak terasa lama-lama aku jadi mengocoknya sampai akhirnya... "Cret... cret..." air maniku keluar. Malah pernah suatu kali aku lagi kepingin berat, ternyata istriku tidak bisa pulang, karena hari itu dia benar-benar capek sekali habis pulang kantor. Dan kalau begini urusannya pasti harus beronani ria lagi deh, maka cepat-cepat aku memutar VCD porno yang baru kupinjam dari temanku di kantor. Sambil menonton aku memainkan batang kemaluanku yang sudah menegang, tapi sampai tanganku pegal aku belum orgasme juga, maka aku pindah ke kamar tidurku dan melepaskan semua pakaian yang melekat di badanku hingga aku benar-benar polos alias bugil.Aku tidak sadar kalau pintu kamarku tidak tertutup rapat tidak tahunya pembantuku itu rupanya dari tadi mengintipi aku. Memang biasanya kalau aku sedang onani atau aku sedang bermain bersama istriku, pembantuku kusuruh jangan masuk ke ruang keluarga. Rupanya dia jadi curiga, sedang apa aku di sana dan rupanya dia sering mengintipiku tanpa kusadari. (Oh ya, belum kukasih tahu ya, pembantuku itu orangnya memang agak cantik, pendidikannya SMP, badannya langsing, rambutnya sebahu, kulitnya putih bersih, (mirip seperti artis siapa ya...) tingginya sama seperti istriku, umurnya baru 19 tahun, kalau dilihat sekilas sepertinya dia tidak cocok deh jadi pembantu mungkin cocoknya jadi istri keduaku kali ya). Statusnya juga tidak jelas, janda bukan perawan juga bukan, karena dia pernah dikimpoikan oleh orang tuanya, dengan lelaki yang sudah berumur sekitar 55 tahun dan baru kimpoi 5 hari dia kabur dari rumah suaminya, karena tidak tahan dengan perlakuan suaminya yang sering meminta yang tidak-tidak, dia bercerita kepada istriku. Istriku malah menanyakan lagi yang tidak-tidak bagaimana sih maksudnya."Itu loh Bu (Ibu adalah panggilan untuk istriku) aku disuruh nungging eh tahu-tahu pantat saya ditusuk sama kontol suami saya, wah... sakitnya bukan kepalang Bu, malah sehabis digituin oleh suami saya jadi tidak bisa tahan lagi kalau saya sakit perut tau-tau langsung berak aja, habis lubangnya jadi gede kali dan tidak bisa balik lagi, padahal kan sudah ada tempatnya Bu, eh malah cari-cari lubang yang lain, ini aja juga lubang memek saya jadinya gatal terus maunya dipegangin aja, padahal kan saya juga sudah kasih tau ke suami saya masukinnya di lubang memek aja Mas, jangan di pantat soalnya sakit sekali Mas dan saya jadi tidak bisa nahan berak, tapi dia masih aja nusuknya di lubang pantat, coba aja Ibu bayangin selama 5 hari pantat saya ditusukin terus, dari pada digituin setiap hari mendingan saya kabur aja ke Jakarta."Aku tahu itu karena aku sering "nguping" pembicaraan istriku dengan pembantuku yang cantik itu. Aku baru sadar kalau pembantuku itu "ngintipi" aku, ketika dia ngintip rupanya dia sambil masturbasi juga, baju roknya diangkat ke atas tanpa pakai CD, jari tangan kanannya dimasukkan ke dalam liang kemaluannya, matanya sambil merem-melek dan tanpa disengaja rupanya dia telah mendorong pintu kamarku yang memang tidak tertutup rapat, aku kaget setengah mati karena tahu-tahu dia sudah berdiri di depan kamar sambil masturbasi dan dia juga tidak kalah kagetnya karena ketahuan mengintipku, maka dia langsung bilang, "Maaf ya Pak tadi saya tidak sengaja menyentuh pintu kamar Bapak, saya lagi mau nyapuin lantai." Memang sih di sebelah dia ada sapu lantai, aku langsung saja jawab, "Itu tangan kanan kamu kenapa pegangin memek terus, emangnya takut hilang?" rupanya dia tidak sadar bahwa baju roknya masih terangkat ke atas dan tanpa CD sehingga dengan jelas aku dapat memandangi kemaluannya yang indah disertai bulu-bulu halus yang baru mulai tumbuh. "Eh.. anu... Pak, tidak apa-apa," jawabnya, dan buru-buru ia menutupi dengan baju roknya dan aku pun dengan gerakan refleks menarik selimut untuk menutupi tubuhku yang masih telanjang. "Tia sini deh bisa tolong pijitin saya, badan saya pada sakit nih," kataku sambil pura-pura mengalihkan pembicaraan.Sambil ragu-ragu akhirnya ia menghampiriku dan berdiri di dekat ranjang. "Ayo Tia pijitin dong! jangan diam saja," dan akhirnya dia pun mau memijiti badanku. Setelah beberapa lama dia pun bertanya kepadaku, "Pak, tadi Bapak lagi ngapain sih, kok sambil telanjang?""Ah.. tidak, saya lagi pakai obat biar tetap kuat," jawabku seenaknya."Memangnya kalau tidak pakai obat, tidak kuat ya Pak?""Sembarangan, emangnya kamu kamu coba," kataku lagi, "Laah kamu sendiri ngapain, lagi nyapu kok tangannya dimasuk-masukin ke memek?""Ah.. nggak Pak, ini memek saya dari pagi gatal terus maunya dipegang-pegang aja..."Coba sini saya periksa, jangan-jangan kamu terkena penyakit lagi.""Ah jangan Pak, saya malu, biar saya garuk sendiri aja, tapi ngomong-ngomong Bapak juga lagi ngapain, kok telanjang sendirian?""Ah, tidak, saya juga dari pagi lagi gatal nih.""Ibu nggak datang ya Pak?""Tidak, Ibu kecapean kali. Habis di kantornya lagi banyak kerjaan.""Pak, kalau saya garukin mau nggak Pak?""Ia sini garukin saya, tapi pelan-pelan ya.""Tenang saja Pak kalau soal garuk-menggaruk saya sudah ahli Pak, soalnya saya pernah diajari oleh bekas suami saya."Tanpa buang waktu lebih lama dia langsung mengusap-usap batang kemaluanku yang dari tadi sudah berdiri tegak, dan tanpa disuruh dia juga langsung menciumi batang kemaluanku serta menjilatinya persis seperti anak kecil dibelikan es krim."Eh Tia, (Setiawati nama pembantuku) kamu kok pintar banget sih, belajar dari mana?""Maaf ya Pak, saya sering ngintip Bapak waktu lagi nonton film porno, jadi saya sudah tau caranya, cuma saya masih ragu apakah Bapak mau berbuat begitu sama saya, soalnya saya kan cuma pembantu.""Pembantu kan cuma jabatannya tapi kalau memeknya kan sama aja.""Iya Pak tapi saya pernah dipesan oleh Ibu. Kamu jangan coba-coba ngerayu suami saya ya, nanti saya keluarin kamu, makanya Pak, Bapak jangan bilang-bilang sama Ibu ya, nanti kalau saya dikeluarin bagaimana, saya mau tinggal di mana Pak.""Iya deh, saya juga tidak bakalan bilang sama Ibu. Pokoknya begini aja deh kalau ada Ibu kamu tidurnya di kamar kamu tapi kalau tidak ada Ibu kamu tidurnya di sini aja sama saya.""Iya deh Pak, tapi saya tidak kuat tidur di kamar ini soalnya AC dingin sih Pak."Nantikan ada saya, kalau sudah dipelukin juga nggak dingin lagi."Memang sih dari dulu juga aku sudah punya niat mau "gituin" dia kalau lagi tidak ada istriku daripada ngocok sendiri. Tapi aku masih ragu, jangan-jangan dia "ngaduin" macam-macam ke istriku, wah.. bisa gawat tuh. Tapi tidak tahunya malah kebalikan dia malah suka, kalau tahu dia suka, dari dulu saja, jadi tidak usah onani sendiri betul tidak teman-teman? Soalnya aku terus terang saja paling tidak suka sama cewek-cewek WTS, soalnya bukanya apa-apa, penyakitnya itu yang paling repot dan juga bayarannya yang mahal. Ya, paling tidak kalau kita mau yang bersih, bayarannya yang "gope" ke atas kalau yang "gope" ke bawah itu mah tidak bisa dijamin kebersihannya, malah pernah temanku main yang harga bookingannya Rp.350.000 katanya bersih tapi tidak tahunya tetap saja kena penyakit. Daripada buang-buang duit dan cari penyakit buat cuma "ngecret" doang mendingan ngocok sendiri. Memang sih waktu dulu aku masih kerja di PT.XXX gajiku sangat berlimpah, aku cuma kasih ke istriku setengahnya dan sisanya kusimpan sendiri. Dia memang tidak tahu kalau gajiku dua kali lipatnya, belum tunjangan-tunjangan lainnya seperti uang makan, uang transport, uang perbaikan mobil, uang kopi dan lain-lain, pokoknya yang dia tahu gajiku cuma segitu, sudah mencangkup segala-galanya. Itu saja dia juga masih bisa menyimpan setengahnya dari gaji yang kuberikan setiap bulannya. Wah kalau dipikir-pikir waktu dulu aku benar-benar "happy" banget deh, hampir tiap minggu aku "main" dengan cewek dengan tarif yang high class. Kalau dihitung-hitung sudah berapa puluh juta uang yang dibuang percuma untuk "ngecret" doang.Sambil terus melamun batang kemaluanku terus dihisap serta dijilati oleh Tia pembantuku. Tiba-tiba dia berkata, "Kok, ngelamun Pak, pasti keenakan ya..""Iya, habis kamu tidak dari dulu sih bilang kalau kamu juga suka ngeseks..""Iya Pak, saya juga nyesel tidak dari dulu bilang ke Bapak, habis saya takut sih..""Eh, Tia ngomong-ngomong waktu dulu, kalau kamu lagi kepingin bagaimana..?"Ya.. saya main sendiri Pak, kadang-kadang kalau saya ke pasar saya beli ketimun Pak buat main sendiri..""Wah... berarti ketimun yang kamu sering masak bekas kamu pakai ya..?""Tidak Pak, kan saya beli ketimunnya banyak Pak, lagian kalau habis dipakai untuk itu biasanya ketimunnya bonyok Pak..""Tapi pernah kan kamu kasih saya timun yang hancur? waktu itu kamu bilang timunnya hancur gara-gara tas plastik bawaan kamu putus hayyyoo...""Iya deh Pak, saya minta maaf lagi, soalnya waktu itu saya kepengen berat Pak, jadi saya pakai dulu ketimunnya, sehabis saya main saya pergi lagi ke pasar untuk beli ketimun eh.. sudah kehabisan Pak, jadi saya pakai saja yang itu, soalnya Bapak kalau makan kan musti ada lalapannya. Tapi tidak usah kawatir Pak, timunnya sudah saya cuci bersih kok Pak...""Tapi rasanya lain ya Tiaaa, saya juga sudah curiga..""Lain bagaimana Pak?""Ya, rasanya lebih enak dan gurih, pasti karena sudah kecampur dengan lendir kamu..""Ah.. masa Pak, kalau begitu lain kali sebelum dimakan saya pakai dulu ya Pak, soalnya sayang kan dari pada dibuang.""Ya lain kali ngapain kamu pakai ketimun lagi, kan kamu bisa bilang ke saya nanti saya kasih ketimun saya yang lebih enak dan empuk.""Ia Pak, kok Bapak punya gede banget sih Pak, kayak ketimun saja, punyanya bekas suami saya saja tidak segini besar Pak, wah.. pasti enak banget ya Pak kalau dimasukin ke memek saya. Pak tangan Bapak jangan diam saja dong Pak, mainin memek saya dong, soalnya memek saya juga sudah gatal Pak dari tadi.""Lah.. tadi saya mau garukin katanya kamu bisa garuk sendiri..""Ya kan tangan saya sudah sibuk garukin punya Bapak, jadi saya tidak sempat Pak..""Ya sudah kamu naik dong ke ranjang saya dan baju kamu juga dicopot semuanya, saya saja sudah telanjang kok kamu masih pakai baju...""Iya Pak..""Tia, kalau begitu kita main 69 aja ya, supaya bisa sama-sama saling jilatin..""Aaahh... Enak banget Pak... terus Pak... achh... ohh... ahhh... Pak kita masukin aja yuk Pak, saya sudah tidak tahan nih... Kayaknya saya sudah mau keluar... Aaahhh... haaayyooo Pakk masukin ajaa... saya sudah tidak tahan niihh..."Tapi aku masih terus tahan tidak mau langsung dimasukin dulu, aku mau bikin dia gila dan ketagihan, aku masih terus menjilati serta mengisap klitorisnya yang bikin dia tergila-gila."Aaahh.. haayoo Pakk masukin ajaa... saya sudahh nggak tahaan niihh.. Aaahhh... haayyoo Pakk masukin ajaa..."Tanpa buang waktu dan disuruh lagi, dia langsung membalikkan badan dan dia naik di atas badanku serta dimasukannya batang kemaluanku ke dalam liang kemaluannya yang sudah basah akibat lendir kenikmatan."Aaahhh... haayooo Pakk masukin biar dalam Pak! terus Paakkk dorong Pak dari bawah ini musti masuk semua ke dalam memek saya Paakk jangaan disisain Pakk..."Sambil terus menggoyangkan pantatnya dia berusaha memasukkan batang kemaluanku yang besar dan panjang ini. Aku tidak tinggal diam, aku berusaha mendorongnya kuat-kuat batang kemaluanku ke dalam liang kemaluannya tapi rasanya sudah tidak bisa masuk lagi karena sudah mentok, karena batang kemaluanku panjangnya 20 cm dengan diameternya 4 cm sedangkan lubang kemaluannya mungkin kedalamannya cuma sekitar 16-17 cm jadi tidak bisa masuk semuanya.Oh ya, aku belum menceritakan mengapa batangku bisa panjang seperti itu, ceritanya waktu aku kuliah di Bandung aku pernah datang ke salah satu dukun pengobatan, nah di situ aku diberi ramuan obat dan batang kemaluanku dimasukkan ke dalam bambu yang sudah kupilih sesuai dengan kemauan kita dan kira-kira 1 jam ketika aku bangun ternyata batang kemaluanku sudah membesar seperti itu, memang pada saat itu aku tidak sadarkan diri, aku tahu dari cerita teman wanita di tempat kostku, memang waktu aku ke sana aku diantar olehnya tadinya aku tidak percaya loh, tapi kenyataannya? malah sehabis itu, Sita teman kuliahku itu jadi lengket sama aku, karena cuma aku yang berani mengambil bambu sebesar itu, dan sebelumnya waktu dia mengantar teman-temanku yang lain mereka hanya mengambil bambu yang lebih kecil dari aku. (Maaf ini bukan promosi tapi sekedar informasi saja)."Pak... sekarang gantian dong saya yang di bawah, Bapak yang di atas supaya lebih bervariasi gitu..." sambil batang kemaluanku masih menancap pada lubang kemaluannya, aku merubah posisi yang tadinya aku di bawah sekarang aku di atas sehingga aku lebih leluasa memandangi tubuhnya yang mulus tanpa dibungkus sehelai benang pun yang baru pertama kali aku melihatnya. Memang payudaranya tidak sebasar milik istriku tapi aku justru lebih bergairah melihat payudara yang baru tumbuh dengan puting susunya yang masih kemerah-merahan."Ayo dong Pak... dorong yang kencang, jangan ngelamun terus, ayoo aahhh saayaaa sudah ngggaak tahaan niihh aaahhh... sshhh... aahhh sayaaa sudah mau keluar nihh... ini Pak, susu saya juga diisepin dong..."Memang dari tadi aku lebih banyak pasif dari pada aktifnya sehingga dia lebih banyak protesnya maka aku pun langsung mengisap puting susunya yang sebelah kanan dan yang selelah kiri kumainkan dengan tanganku. Sementara untuk yang bagian bawah itu urusan kemaluanku."Ssshhh... aaahh.. enak ya Tia, lubang kamu masih sempit walaupun sudah banyak lendirnya...""Iyaa.. terruuusss Paakk dorong lagi yang kencang, aahh.. sshhh... sayaaa sudah enggak taahan nih..."Tiba-tiba aku mencabut batang kemaluanku dari lubang kemaluannya."Kenapa dicabut Pak? Hayo masukin lagi Paak... cepat Paakk!""Tunggu Tia, saya mau pakai kondom dulu, soalnya saya takut nanti kamu hamil...""Iya Pak, ceepett Pak pakainya, saya sudah tidak tahan nih mau keluarrr.."Sesudah memakai kondom maka aku pun memasukkan kembali batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya, tiba-tiba..."Acch..."Dia memelukku erat sekali sampai aku susah sekali bernafas."Aaahhh.. aaahhh... saya sudah tidak tahan Pak, saya mau keluaaarrr aahh... ssshh... wah eeenaak sekali Pak, aachhh... aaahhh tapi Bapak belum keluar ya?""Iya saya juga sebentar lagi... makanya saya pakai kondom supaya saya bisa keluarin di dalam. Tia sekarang kamu nungging ya, saya mau masukin dari belakang...""Ah jangan Pak, nggak mau ah nanti pantat saya sakit.""Tidak, saya juga tidak mau masukin di pantat, saya masukinnya di memek kamu tapi kamu nungging ya...""Begini Pak...""Iya.."Ternyata dengan posisi nungging lubang kemaluannya semakin sempit, lebih terasa gesekannya. Dan akhirnya aku pun mengakhiri permainanku karena aku pun sudah orgasme."Aahhh... Terima kasih Tia kamu sudah membantu saya...""Terima kasih juga Pak, Bapak juga telah membantu saya, rupanya kita sama-sama kesepian ya Pak.""Iya dan hobi kita juga sama ya Tia, suka mencari kenikmatan dengan berseks ria.""Iya Pak, saya juga capai sekali Pak...""Iya sudah kamu tidur di sini saja sekalian temani saya tidur.""Iya deh Pak, tapi dipelukin ya Pak, saya kedinginan nih...""Iya deh.. Oh ya Tia, bagaimana kalau besok kita ke klinik...""Emangnya mau apa Pak, gatal saya sudah sembuh kok Pak.""Bukan maksud saya kamu pakai kontrasepsi aja, jadi saya tidak harus pakai kondom terus, kan kamu juga tidak enak kalau ada plastiknya, nanti kalau ditanya sama dokternya bilang aja kamu istri saya dan kamu tidak mau hamil dulu karena kamu masih sekolah.""Iya deh Pak, kita atur aja Pak, supaya kita sama-sama bisa enak."Dan sejak malam itu kalau istriku tidak ada di rumah, maka Tia yang selalu menemaniku tidur. Tapi sayang Lebaran nanti dia mau pulang kampung untuk menengok orang tuanya, dan dia berjanji akan kembali ke Jakarta, tapi aku ragu apakah dia diperbolehkan kembali ke Jakarta oleh orang tuanya? Kita lihat saja nanti, yang pasti dalam beberapa minggu aku pasti kesepian lagi.Oke deh, saya akhiri dulu cerita pengalaman saya, nanti saya sambung lagi deh, soalnya sudah capek nih